Moch Imam Hidayat Iskandar
WAKTU ADALAH KEHIDUPAN
Jika kita hidup sampai usia 84 tahun berarti, kita punya waktu :
1.008 bulan, atau
4.368 minggu, atau
30.600 hari, atau
735.840 jam
Jika kita hidup sampai usia 42 tahun berati, kita punya waktu :
504 bulan, atau
2.814 minggu, atau
15.330 hari, atau
367.920 jam
... dan sebagian besar waktu digunakan untuk TIDUR (6-7 jam sehari) berarti ...
Jika kita hidup sampai usia 84 tahun berarti, kita punya waktu :
1.008 bulan, atau
4.368 minggu, atau
30.600 hari, atau
735.840 jam
Jika kita hidup sampai usia 42 tahun berati, kita punya waktu :
504 bulan, atau
2.814 minggu, atau
15.330 hari, atau
367.920 jam
... dan sebagian besar waktu digunakan untuk TIDUR (6-7 jam sehari) berarti ...
Moch Imam Hidayat Iskandar
Hari Kartini. Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Al Ahzab [33] : 43)
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Al Ahzab [33] : 43)
Moch Imam Hidayat Iskandar
Sepi, bobodaran yu :
Masih di Hari Kartini. Sebelum acara perlombaan tumpeng dimulai terlebih dahulu diadakan upacara. Ma Icih mendapatkan tugas untuk membaca Pancasila. Memang itu yang ia cita2kan ingin menjunukan kepada ibu2 yang lain patriotismenya sebagai anak bangsa, dengan itu pula ia menolak mebacanya dengan menggunakan teks. "Sudah diluar kepala ..." kilahnya. Selesai Pemandu acara mengumumkan " Pembacaan Pancasila oleh Ma Icih ..."
Dengan gagah Ma Icih, menuju tempat pembacaan. Dengan dada penuh dan suara lantang ia membacakan Pancasila : "Satu Pancasilaaaaaaaa ..., Dua Ketuhanan Yang Maha Esa ..., Tiga Kemanusiaan yang adil dan Beradab, ... Empat Persatuan Indonesia ... Lima Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan , ... Enam (ragu-ragu) Enam, Enam (bingung) ... Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesiaaaaaaa ..."
Hadirin : "Kok ada Enam ???"
Masih di Hari Kartini. Sebelum acara perlombaan tumpeng dimulai terlebih dahulu diadakan upacara. Ma Icih mendapatkan tugas untuk membaca Pancasila. Memang itu yang ia cita2kan ingin menjunukan kepada ibu2 yang lain patriotismenya sebagai anak bangsa, dengan itu pula ia menolak mebacanya dengan menggunakan teks. "Sudah diluar kepala ..." kilahnya. Selesai Pemandu acara mengumumkan " Pembacaan Pancasila oleh Ma Icih ..."
Dengan gagah Ma Icih, menuju tempat pembacaan. Dengan dada penuh dan suara lantang ia membacakan Pancasila : "Satu Pancasilaaaaaaaa ..., Dua Ketuhanan Yang Maha Esa ..., Tiga Kemanusiaan yang adil dan Beradab, ... Empat Persatuan Indonesia ... Lima Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan , ... Enam (ragu-ragu) Enam, Enam (bingung) ... Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesiaaaaaaa ..."
Hadirin : "Kok ada Enam ???"
Dalam sekarat mendekati ajalnya seorang pedagang sukses mengumpulkan anak2 dan istrinya. Hadirin dengan harap2 cemas bahwa ia akan segera meninggal dan akan memberikan amanat terakhirnya. Beberapa orang sudah terlihat sesenggukan karena menahan kelu dan kesedihan yang mendalam. Tidak lama kemudian ia mengabsen satu persatu anak dan istrinya. Setelah diabsen satu persatu dan semua ternyata ada. Ia mengeluh dan kemudian bertanya "kalau semuanya ada disini siapa yang jaga toko ???"
Moch Imam Hidayat Iskandar
Seorang guru biologi mengajar anatomi. "Mari kita buktikan sesuatu ... " ujar bu guru pada murid2nya. Sambil memegang kodok, ia potong kaki depan kiri kodok tersebut. "Braak .." bu guru menggebrak meja. Karena kaget, kodok itu pun meloncat, kedepan. Kemudian, sang guru memotong kaki depan sebelah kanan. "Braaak" Kodok pun meloncat kearah depan. Kemudian, sang guru memotong kaki kiri belakang. "Braaaak" Kodok pun meloncat ke arah kiri depan. Kemudian, sang guru memotong kaki kanan belakang. "Braaak" . "Braak". "Braaak", kodok itu diam tidak beregerak. "Apa kesimpulannya anak2 ..." tanya bu guru. Hampir bersamaan para murid menjawab "Kodok itu tidak bisa meloncat lagi buuu ...". "Bukan, bukan itu. Ingat kita sedang belajar anatomi ..." Murid2 terdiam bingung. Sang guru menjawab "Kesimpulannya adalah ternyata setelah dipotong ke empat kakinya. Kodok itu menjadi budek. Pasti telinganya ada disalah satu kakinya itu ..." Murid "???"
ARTI SEBUAH KEJUJURAN DAN KESETIAAN. Setiap hari laki-laki itu mengumpulkan kayu bakar untuk dijual. Dengan ditemani sebuah kapak satu2nya ia pergi ke hutan untuk mencari kayu. Sering pula ia ditemani istrinya yang telah setia mendampinginya selama hampir 21 tahun untuk membantu mengemas dan mengikat kayu bakar itu.
Suatu hari ketika ia sedang menyelesaikan pekerjaannya memotong kayu pada sebuah dahan tinggi dengan sungai yang deras dibawahnya, kapak itu terlepas dari tangannya dan tenggelam di air deras sungai di itu. Laki-laki itu sangat kecewa hampir saja ia putus asa. Namun tiba2 muncullah jin dengan sebuah kapak emas ditanggannya. "Inikah... kapak punya kamu?" Dengan penuh rasa heran, laki-laki itu menggeleng kepala "Bukan ... itu bukan kapak saya. Kapak saya terbuat dari besi biasa dengan pegangan yang hampir copot" Belum pulih dari rasa keterkejutan, jin itu menyelam kembali dan muncul dengan kapak perak ditangannya "Inikah... kapak punya kamu?" Laki-laki itu menggelengkan kepalanya "Bukan ... itu bukan kapak saya" Kembali jin itu menyelam dengan sebuah kapak tembaga di tangannya. Dengan pertenyaan yang sama jin itu menyodorkan kapak tembaga itu. Namun laki-laki itu tetap menolaknya dengan penuh rasa hormat. Untuk ketiga kalinya jin itu menyelam kembali dengan sebuah kapak besi yang sudah berkarat dengan pegangan yang hampir copot. "Inikah ... kapak kamu?" Dengan penuh suka cita laki-laki itu menganggukan kepala dengan air mata deras mengalir dipipinya "Ya ... itu kapak saya" "Terimakasih ... terimakasih ..." seraya mengulurkan tangan meraih kapak itu. Namun ... jin itu tidak serta merta memberikan kapak itu "Nanti dulu ... karena kejujuranmu aku akan hadiahkan ketiga kapak-kapak ini untukmu ... kamu harus menerimanya" Dengan menggigil laki-laki itu menerima 4 buah kapak yaitu kapak emas, perak, tembaga dan kapak besi miliknya.
Selanjutnya laki-laki itu mengemas hasil pekerjaannya hari itu dan bergegas pulang kerumahnya. Kemudian menceritakan pada istrinya pengalaman yang menakjubkan pada hari itu.
Tapi sang istri punya pikiran lain. "Kalau saja peralatan dapur ini semua terdiri dari emas, perak, dan tembaga ..." Lalu ia mengemas peralatan itu dalam suatu bungkusan kain. Tanpa mengutarakan maksudnya dan keinginannya, ia berkata pada suaminya "Kang ... gimana kalau besok kita mencari kayu bakar lagi ke hutan itu?".
Keesokan harinya, ... suami istri ini pergi kehutan ketempat yang sama. Sang istri sudah membayangkan apa yang akan ia miliki sepulang nanti dari mencari kayu bakar.
Suami istri itu memulai pekerjaanya. Sang suami berada di dahan-dahan tinggi memotong kayu-kayu kering yang ada. Sang istri memungut kayu-kayu itu dan mengumpulkannya. Pikiran rencana semula masih menggelayut di alam pikirannya bagaimana melempar bungkusan itu ke sungai deras. Namun ... belum sampai maksud tersebut kesampaian, ia terpeleset hanyut dan tenggelam dalam arus sungai yang dalam dan deras. "Tolooooong ... blub ... blub ... Tolllll ... blub"
Sang suami sangat terkejut. Namun ia tidak dapat berbuat banyak karena ia berada jauh dari tempat istrinya itu.
Namun ... tiba-tiba jin itu muncul kembali seraya mengendong seorang perempuan yang cantik molek bagaikan bidadari. "Tuan ... inikah istri tuan yang hanyut itu?" Laki-laki itu serta merta menjawab "Ya ... ya ... tuan, itu istri saya" Jin itu sangat heran dengan kelakuan laki-laki itu. "Tuan ... apakah tuan tidak memegang kejujuran tuan yang kami hargai itu" Laki-laki itu menjawab "Tidak ... tidak bukan itu. Saya sangat takut ... Bagaimana kalau saya menolak perempuan itu, kemudian anda menyelam kemudian bawa Krisdayanti, kemudian menyelam lagi bawa Sophia Latjuba dan kemudian memberikannya pada saya dan saya pulang dengan 4 orang perempuan ... kemudian BAGAIMANA SAYA HARUS MEMBERI MAKAN MEREKAAAA" Lunglai karena ia harus kehilangan istri tercinta diganti dengan perempuan cantik, molek bagaikan bidadari itu ... ???
Suatu hari ketika ia sedang menyelesaikan pekerjaannya memotong kayu pada sebuah dahan tinggi dengan sungai yang deras dibawahnya, kapak itu terlepas dari tangannya dan tenggelam di air deras sungai di itu. Laki-laki itu sangat kecewa hampir saja ia putus asa. Namun tiba2 muncullah jin dengan sebuah kapak emas ditanggannya. "Inikah... kapak punya kamu?" Dengan penuh rasa heran, laki-laki itu menggeleng kepala "Bukan ... itu bukan kapak saya. Kapak saya terbuat dari besi biasa dengan pegangan yang hampir copot" Belum pulih dari rasa keterkejutan, jin itu menyelam kembali dan muncul dengan kapak perak ditangannya "Inikah... kapak punya kamu?" Laki-laki itu menggelengkan kepalanya "Bukan ... itu bukan kapak saya" Kembali jin itu menyelam dengan sebuah kapak tembaga di tangannya. Dengan pertenyaan yang sama jin itu menyodorkan kapak tembaga itu. Namun laki-laki itu tetap menolaknya dengan penuh rasa hormat. Untuk ketiga kalinya jin itu menyelam kembali dengan sebuah kapak besi yang sudah berkarat dengan pegangan yang hampir copot. "Inikah ... kapak kamu?" Dengan penuh suka cita laki-laki itu menganggukan kepala dengan air mata deras mengalir dipipinya "Ya ... itu kapak saya" "Terimakasih ... terimakasih ..." seraya mengulurkan tangan meraih kapak itu. Namun ... jin itu tidak serta merta memberikan kapak itu "Nanti dulu ... karena kejujuranmu aku akan hadiahkan ketiga kapak-kapak ini untukmu ... kamu harus menerimanya" Dengan menggigil laki-laki itu menerima 4 buah kapak yaitu kapak emas, perak, tembaga dan kapak besi miliknya.
Selanjutnya laki-laki itu mengemas hasil pekerjaannya hari itu dan bergegas pulang kerumahnya. Kemudian menceritakan pada istrinya pengalaman yang menakjubkan pada hari itu.
Tapi sang istri punya pikiran lain. "Kalau saja peralatan dapur ini semua terdiri dari emas, perak, dan tembaga ..." Lalu ia mengemas peralatan itu dalam suatu bungkusan kain. Tanpa mengutarakan maksudnya dan keinginannya, ia berkata pada suaminya "Kang ... gimana kalau besok kita mencari kayu bakar lagi ke hutan itu?".
Keesokan harinya, ... suami istri ini pergi kehutan ketempat yang sama. Sang istri sudah membayangkan apa yang akan ia miliki sepulang nanti dari mencari kayu bakar.
Suami istri itu memulai pekerjaanya. Sang suami berada di dahan-dahan tinggi memotong kayu-kayu kering yang ada. Sang istri memungut kayu-kayu itu dan mengumpulkannya. Pikiran rencana semula masih menggelayut di alam pikirannya bagaimana melempar bungkusan itu ke sungai deras. Namun ... belum sampai maksud tersebut kesampaian, ia terpeleset hanyut dan tenggelam dalam arus sungai yang dalam dan deras. "Tolooooong ... blub ... blub ... Tolllll ... blub"
Sang suami sangat terkejut. Namun ia tidak dapat berbuat banyak karena ia berada jauh dari tempat istrinya itu.
Namun ... tiba-tiba jin itu muncul kembali seraya mengendong seorang perempuan yang cantik molek bagaikan bidadari. "Tuan ... inikah istri tuan yang hanyut itu?" Laki-laki itu serta merta menjawab "Ya ... ya ... tuan, itu istri saya" Jin itu sangat heran dengan kelakuan laki-laki itu. "Tuan ... apakah tuan tidak memegang kejujuran tuan yang kami hargai itu" Laki-laki itu menjawab "Tidak ... tidak bukan itu. Saya sangat takut ... Bagaimana kalau saya menolak perempuan itu, kemudian anda menyelam kemudian bawa Krisdayanti, kemudian menyelam lagi bawa Sophia Latjuba dan kemudian memberikannya pada saya dan saya pulang dengan 4 orang perempuan ... kemudian BAGAIMANA SAYA HARUS MEMBERI MAKAN MEREKAAAA" Lunglai karena ia harus kehilangan istri tercinta diganti dengan perempuan cantik, molek bagaikan bidadari itu ... ???
DEMOKRASI ???
Presiden sangat berkehendak melihat keadaan rakyat yang sebenarnya, ia merasa kurang percaya pada laporan-laporan pembantunya. Suatu hari, dalam suatu kunjungan “incognito”-nya (suatu pemantauan tidak dikenal) Presiden bersama anaknya menyamar dengan mengendarai kuda.
Presiden menuntun kuda itu sementara anaknya berada dipunggung kuda. Melewati sekelompok orang yang sedang berolahraga. Mereka saling berbisik “Anak itu tidak tahu diri, dia enak-enak di punggung kuda sementara bapaknya yang sudah tua itu dibiarkannya berjalan bersandal jepit”
Presiden merasa perkataan itu ada benarnya, kemudian ia menggantikan anaknya itu dipunggung kuda dan anaknya menuntun kuda. Presiden kembali berlalu melewati sekelompok orang berdasi di depan hotel berbintang (barangkali anggota DPR). Merekapun saling berbisik “Lihat orang tua tak tahu diri itu, itu adalah termasuk KDRT masa anak diperlakukan seperti itu, tidak pantas. Kita akan catat itu dan kita laporkan ke KPA”.
Presiden berpikir ada benarnya juga. Kemudian ia menyertai anaknya dipunggung kuda. Melewati sekelompok orang dengan baju hijau bergambar binatang panda bertuliskan “WWF” , mereka berbisik “Tidakkah mereka itu merasa iba pada binatang itu, kuda kerempeng berjalan diterik matahari dengan beban dua orang tambun dipunggungnya?”
Presiden merasa malu. “Benar juga pendapat mereka” Kemudian ia dan anaknya turun dari punggung kuda dan berjalan menuntun kuda melewati kelompok-kelompok orang sepanjang perjalanan mereka. Beberapa orang kelihatan saling berbisik sambil menunjuk kearah mereka. “Lihat orang tolol itu. Tidak akan ada orang setolol mereka berjalan diterik matahari tapi kenapa kuda itu tidak mereka tunggangi?”
"MasyaAllah" pikir Presiden “Haruskah aku dan anakku memikul kuda ini?” Maka dipikulnya kuda tersebut. Melewati sekelompok orang mereka tertawa dan berkata “Dasar orang-orang gila masak punya kuda malah dipikul?”
Akhirnya Presiden dan anaknya berhenti berjalan. Seraya menghela nafas Presiden bergumam “Apakah ini yang disebut DEMOKRASI? Bisakah aku memutuskan sesuatu yang memuaskan setiap pihak?”
(Diadaptasi dari Cerita Jenaka Nasrudin Hoja)
Presiden sangat berkehendak melihat keadaan rakyat yang sebenarnya, ia merasa kurang percaya pada laporan-laporan pembantunya. Suatu hari, dalam suatu kunjungan “incognito”-nya (suatu pemantauan tidak dikenal) Presiden bersama anaknya menyamar dengan mengendarai kuda.
Presiden menuntun kuda itu sementara anaknya berada dipunggung kuda. Melewati sekelompok orang yang sedang berolahraga. Mereka saling berbisik “Anak itu tidak tahu diri, dia enak-enak di punggung kuda sementara bapaknya yang sudah tua itu dibiarkannya berjalan bersandal jepit”
Presiden merasa perkataan itu ada benarnya, kemudian ia menggantikan anaknya itu dipunggung kuda dan anaknya menuntun kuda. Presiden kembali berlalu melewati sekelompok orang berdasi di depan hotel berbintang (barangkali anggota DPR). Merekapun saling berbisik “Lihat orang tua tak tahu diri itu, itu adalah termasuk KDRT masa anak diperlakukan seperti itu, tidak pantas. Kita akan catat itu dan kita laporkan ke KPA”.
Presiden berpikir ada benarnya juga. Kemudian ia menyertai anaknya dipunggung kuda. Melewati sekelompok orang dengan baju hijau bergambar binatang panda bertuliskan “WWF” , mereka berbisik “Tidakkah mereka itu merasa iba pada binatang itu, kuda kerempeng berjalan diterik matahari dengan beban dua orang tambun dipunggungnya?”
Presiden merasa malu. “Benar juga pendapat mereka” Kemudian ia dan anaknya turun dari punggung kuda dan berjalan menuntun kuda melewati kelompok-kelompok orang sepanjang perjalanan mereka. Beberapa orang kelihatan saling berbisik sambil menunjuk kearah mereka. “Lihat orang tolol itu. Tidak akan ada orang setolol mereka berjalan diterik matahari tapi kenapa kuda itu tidak mereka tunggangi?”
"MasyaAllah" pikir Presiden “Haruskah aku dan anakku memikul kuda ini?” Maka dipikulnya kuda tersebut. Melewati sekelompok orang mereka tertawa dan berkata “Dasar orang-orang gila masak punya kuda malah dipikul?”
Akhirnya Presiden dan anaknya berhenti berjalan. Seraya menghela nafas Presiden bergumam “Apakah ini yang disebut DEMOKRASI? Bisakah aku memutuskan sesuatu yang memuaskan setiap pihak?”
(Diadaptasi dari Cerita Jenaka Nasrudin Hoja)
Pelajar baru Indonesia lapor ka burgemeester via telepon "Mijnheer ... mijnheer ... mijn lamp is dood" Si burgemeester datang ka kamar bari hariwang "Wie ... is dood?" Pelajar "Mijn lamp .. Neer" Si burgemeester kalah ka ngambek "Je bent toch niet gek ... Nederlanders hier zeggen dat lamp is niet werk, ... geen dood" "Ik denk dat je straak dood gaat" bari ngoloyor .... ???
Penjelasan:
"mijn lamp is dood" ---> lampuku mati ; kabiasaan urang nyebutna kitu
"wie ... is dood" ---> Siapa yang mati?
"Mijn lamp " ---> lampuku
"Je bent toch niet gek" ---> kamu kan tidak gila
"Nederlanders hier zeggen dat is niet werk ... geen dood" ---> orang nederland disini bilang lampuku tidak bekerja (niet werk)
geen dood ---> bukan mati
ik denk dat je straak dood gaat ---> saya pikir kamu yang akan cepet mati
"wie ... is dood" ---> Siapa yang mati?
"Mijn lamp " ---> lampuku
"Je bent toch niet gek" ---> kamu kan tidak gila
"Nederlanders hier zeggen dat is niet werk ... geen dood" ---> orang nederland disini bilang lampuku tidak bekerja (niet werk)
geen dood ---> bukan mati
ik denk dat je straak dood gaat ---> saya pikir kamu yang akan cepet mati
Moch Imam Hidayat Iskandar HUMOR BB. "… cenah di dinya boga BB rea euy?" Hod "tangtu atuh urang mah tara ngabohong". Onto "Mana urang hayang nyaho?" . Hod "Tu rea ngagantung di teras" Onto "Najis ... borokokok silaing mah ... eta mah Baju Baseuh" Hod "Ah ... kumaha urang, nu penting mah BB" ???
Moch Imam Hidayat Iskandar HUMOR BB. “… kunaon nya geuning ring tone BB urang mah teu bisa diganti?” Onto “Cik … mana BB-na?” Hod “Tuh geuning dihandapeun tangkal …” Onto "Najis ... borokokok silaing mah ... eta mah Bangkong Budug" Hod "Ah ... kumaha urang, nu penting mah BB" ???
Moch Imam Hidayat Iskandar HUMOR BB. “… asa teu genah indit-inditan mawa BB teh” Onto “kunaon sieun dipaling batur?” Hod “ … teu genah wae, cepel jeung leueur … tenjo tuh ku silaing” Onto "Najis ... borokokok silaing mah ... eta mah Bujur Baseuh" Hod "Ah ... kumaha urang, nu penting mah BB" ???
Moch Imam Hidayat Iskandar HUMOR BB. “ … basa indit ka pasar BB pamajikan ditabrak motor” Onto “ … atuh pejet Hod?” Hod “ … lain pejet deui, kudu ka dokter kandungan” Onto “Naha ka dokter kandungan, lain ka tukang servis Hp …” Hod “ … tenjo wae ku silaing tuh dikamer” Onto "Najis ... borokokok silaing mah ... eta mah Beuteung Bareuh" Hod "Ah... kumaha urang, nu penting mah BB" ???
Moch Imam Hidayat Iskandar HUMOR BB. “ … naha nya BB urang mah teu disada?” Onto “… cik urang ilikan mana BB-na ?” Hod “Tuh … luhureun meja” Onto "Najis ... borokokok silaing mah ... eta mah foto Brigitte Bardot" Hod "Ah ... kumaha urang, nu penting mah BB" ???
Moch Imam Hidayat Iskandar HUMOR BB. "… cenah di dinya boga BB rea euy?" Hod “ Enya atuh dengekeun … Basa Bandung Banjir Bandang Bada Babancakan Bareng Babaturan Bapa. Baju Baseuh, Beungeut Bareuh, Beuteung, Bitis, Birit Bared, Balas Binitihan Bayawak Bangkawarah. Balik Bolokot, Bibina Bijil Bingung, Biwir Balem Baeud. Boro-boro Barang Bawa, Baruk Bangkong Budug Bangga, Belegug, Boloho Bati Bau Bangke Bilatung. Bingah .... CAN ANGGEUS
Moch Imam Hidayat Iskandar HUMOR BB. “ … naha nya BB urang mah teu disada?” Onto “… cik urang ilikan mana BB-na ?” Hod “Tuh … luhureun meja” Onto "Najis ... borokokok silaing mah ... eta mah foto Brigitte Bardot" Hod "Ah ... kumaha urang, nu penting mah BB" ???
Moch Imam Hidayat Iskandar HUMOR BB. "… cenah di dinya boga BB rea euy?" Hod “ Enya atuh dengekeun … Basa Bandung Banjir Bandang Bada Babancakan Bareng Babaturan Bapa. Baju Baseuh, Beungeut Bareuh, Beuteung, Bitis, Birit Bared, Balas Binitihan Bayawak Bangkawarah. Balik Bolokot, Bibina Bijil Bingung, Biwir Balem Baeud. Boro-boro Barang Bawa, Baruk Bangkong Budug Bangga, Belegug, Boloho Bati Bau Bangke Bilatung. Bingah .... CAN ANGGEUS
HUMOR BB. "Hod… di dinya cenah boga BB rea euy?" Hod “ Enya atuh dengekeun … Basa Bandung Banjir Bandang Bada Babancakan Bareng Babaturan Bapa. Baju Baseuh, Beungeut Bareuh, Beuteung, Bitis, Birit Bared, Balas Binitihan Bayawak Bangkawarah. Balik Bobolokot, Bibina Bijil Bingung, Biwir Balem Baeud Bangkenu. Belegug, Boro-boro Barang Bawa Bangkong Budug Bati Bau Bangke Bilatung Bae . … “ Onto “Ngan sakitu Hod, ... naha lain diteruskan?” Hod “Teuing ah lieur … ... kumaha urang, nu penting mah BB-ku Banyak Benar”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar